Mungkin ini festival seni gerak tubuh pertama yang saya datangi sepanjang 5 tahun berada di Jogja. Umur yang sama dengan usia Bedog Art Festival itu sendiri. Saya dan mungkin teman-teman datang dengan kepala penuh tanda tanya, festival seperti apa ini. yap, seperti yang kita ketahui, di Jogja banyak banget pameran seni bertebaran sepanjang waktu, seperti yang terkenal yaitu JogArt beberapa waktu lalu yang menampilkan karya yang luar biasa dari banyak seniman.
Nah! Lalu apa itu Bedog Art Festival? saya sebagai orang awam seni, gak bisa menjelaskan persis acara apa ini, yang jelas di twitter rame banget ngomongin ini. Kenapa baru tau sekarang? ini juga saya kurang paham, mungkin saya yang terlalu katrok dan gak peduli dengan acara begini (dulu hehehe :))
Event yang telah memasuki tahun kelima ini diselenggarakan dari tanggal 11 hingga 24 Agustus dengan kegiatan residensi seniman internasional, sarasehan, penanaman pohon aren, dan pentas seni berskala internasional. Internasional?? ya, kamu gak salah, dan saya pun kaget ketika mendengar pengisi acara puncak ada yang berasal dari luar negeri.
Event yang diadakan di Studio Tari Banjarmili Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta ini berlatar belakang sungai Bedog. Sungai dipilih karena menurut penyelenggara sungai memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan sehingga perlu dijaga kelestariannya. Alasan yang masuk akal memang, mengingat dimana lagi kita melihat sungai yang bersih saat ini terutama di kota besar bahwa sungai telah mengalami pergeseran arti yaitu sebagai tempat membuang sampah.
Pelestarian sungai Bedog pada penyelenggaraan pertama hingga ketiga belum maksimal, dan tahun keempat dicoba dengan penanaman pohon aren yang ternyata sesuai dengan sungai Bedog dan diharapkan 15-20 tahun lagi sungai Bedog dapat menjadi kawasan budidaya dan pariwisata pohon aren.
Acara puncak dilaksanakan tanggal 23 dan 24 Agustus 2013 dengan menyajikan seni tari kontemporer dan yang membuat mata terkesima ketika pertama kali datang adalah adanya 1000 lebih lampu minyak tanah yang disebar di area sungai Bedog, it's fu*kin awsome dude!
Tanggal 23 dibuka dengan music orchestra dari M-I School kemudian diselingi pidato singkat dari mister Miroto (bukan spermarket),mister Angger, dilanjutkan dengan seni tari Songkrek oleh Pradapa Loka Bhakti, lalu ada Lakuning Asmoro oleh Anang dan Riska, Ghentak dari Vera, terakhir dari luar diisi oleh Kun Yang Lin, Hsu Hui Huang, dan Miroto (please, ini bukan supermarket). Saya sendiri gak dateng di hari pertama, hehehe, jadi gak tau tu gimana acaranya, tapi kalo diliat dari gaungnya di SocMed, saya rasa sangat menarik dan cukup membuat iri.
Lalu hari kedua saya datang, dengan bermodalkan motor saya menjemput kekasih (curhat...) dengan intuisi yang tajam akhirnya kita menemukan tempat ini dengan bantuan peta, terimakasih peta berhasil berhasil
pembukaan dari Krido Budoyo yang awesome gila!! yang ngisi rame fokus terpecah menjadi beberapa part, ada peperangan antar kerajaan, perang hewan, dan perang dukun dengan setan (itu menurut saya aja sih)
Perang antara kerajaan hewan (it looks like hanoman)
dibagian atas adalah perang kerajaan, dibawah ada dukun lagi ngumpulin tenaga
nah ni perangnya tak..tek..tak.. (bunyi pedang panjang seorang kapiten)
bbueiwafrfag pergilah kau setaaaannn!!!
Penampil kedua terdiri dari dua orang saja, dengan judul lur-ghulur, saya kurang tau apa ini dan saya juga kurang paham artinya, jika ada yang lebih tahu mohon di tambahkan, tapi yang jelas pertunjukan seni ini mengundang cukup banyak tepuk tangan karena mas-masnya yang sensasional dalam bergerak, dan yang paling saya ingat adalah memutar-mutar kepalanya hingga rambutnya yang panjang seakan menjadi iklan sampo dengan tema kekuatan rambutku.
watchout dude!!
fusion hah!!!
gak tau mau komentar apa -_-
aku berhasiiillll!!!
yang ketiga diisi oleh orang luar yaitu Tonny Yap dan Brendan dengan tari Minatour Series. sekali lagi saya hanya bisa menikmati suguhan tarian yang walaupun gak ngerti artinya tapi pasti ada arti yang dalam disana (bijak banget kan..)
dan pertunjukan terkhir yang lebih sensasional dari yang sensasional berjudul Tatag De Penyawo dari Oestman Najrid.
Tari Tatag De Penyawo
diawali dengan adegan introduksi menggambarkan dayak dengan agama adatnya
(Kaharingan) dan ‘bedindang / baindangsansana Malahoi,’ Atau melakukan doa suci
kepada Dewa langit. Kemudian adegan pertama menggambarkan proses dan
perjalanan hidup manusia. Proses kehidupan ditampilkan dengan adanya kehidupan
baru yang diawali dengan sperma membuahi indung telur lalu menjadi bayi. Pada
masyarakat adat Dayak Hudog (topeng) biasa ditarikan oleh wanita dengan
menggunakan topeng cantik dari anyaman manik-manik berbentuk cadar
menggambarkan manusia sebagai simbol kebaikan. Namun pada karya tari
Tatag De Penyawo ini, tarian Hudog Kita ditampilkan penari pria. Argumentasi
Usman, adalah ia ingin menampilkan dua tubuh sekaligus, tubuh laki-laki dengan
rasa feminim. “Hudoq merupakan salah satu ciri khas dan identitas
masyarakat Dayak,” kata Usman. Kemudian dalam proses koreografinya penata
membuat topeng baru yang diberi nama Hudoq Kublo. Kublo berasal dari suku
Tidung yang berarti cadar. Koreografi yang menampilkan Hudog Kita dan
Hudog Kublo hadir pada bagian tari ketiga. Adegan kedua tarian ini diawali
dengan penari turun dari atas panggung dengan kain menggambarkan manusia dalam
rahim dalam keadaan telanjang atau suci dan dihadapkan dengan realita
kehidupan. Lalu manusia itu lahir memakai busana kemudian bergerak
meraih Hudoq Kublo yang juga diturunkan dari atas panggung. Adegan ketiga
menampilkan tari Hudoq Kita menggambarkan identias Dayak melalui warna-warni
yang menjadi simbol kehidupan, disimbolkan dengan kain warna-warni beras
pada sesaji. Pada adegan ketiga ini, kembali ditampilkan adegan memakai
busana cawat (cang cut) sambil menari (diambil dari kawandnews.com).
Pada pertunjukan ini banyak banget cewe yang mejerit (gaktau seneng ato geli, kalo aku sih geli, tapi namanya seni). Liat aja deh nih !
hmmm...
hmmmmmm...
hhmmmmmmmm....
abis ini masih dilanjutin pertunjukan wayang semalam suntuk dari Ki Catur Benyerk Kuncoro (sayang gak bisa ikut, lagian gak ngerti juga bahasanya).
Dengan modal 2000 perak (cuma buat parkir) kamu dah bisa nonton acara yang super keren gini, dan saya saranin buat tahun depan datang lebih awal biar bisa dapet spot yang bagus buat nonton dan fotoin karya luar biasa ini.
kelar dari acara, kalian bisa foto2 dengan latar belakang senthir (lampu minyak) yang cool abies pake es biar adem, like this one
dan ini adalah keindahan yang lain
Oke sekian dulu, panjang banget dah ni,,semoga bermanfaat.
dan ingat Apresiasi selalu Seni Budaya Indonesia, sebelum ribut ketika diambil negara lain.
No comments:
Post a Comment